Header Banner Ad

;

Rabu, 31 Maret 2010

Testimony Kami

Pada suatu malam tahun 2004, saat kami tidur tiba-tiba kami dibangunkan dengan tangisan putri kedua kami. Tangisannya tidak bisa kami redakan dengan pelukan kami tetapi semakin menjerit ketakutan seperti melihat sesuatu yang menakutkan. Kejadian itu terus berulang pada malam-malam berikutnya hingga ada seorang kawan menyarankan agar kami berkonsultasi kepada seorang ustad yang biasa menangani masalah gangguan jin. Ustad tersebut tinggal di Cimanggis Depok, sore hari setelah pulang kantor saya bersama kawan saya pergi ke rumah ustad tersebut. “Ustad tolong dicek rumah kami apakah ada gangguan makhluk halusnya?” pinta saya. Sang ustad menjawab :”Anda dan keluarga agar datang lagi kepada saya, karena percuma saja jin di rumah diusir kemungkinan besar akan kembali lagi, karena jin tidak seperti pohon pisang jika dipindahkan tidak kembali lagi.”

Pekan berikutnya kami sekeluarga ditemani dengan ayah dan ibu mertua datang kepada sang ustad. Sang ustad bertanya kepada kami apakah pernah mengalami hal-hal yang tidak biasa akhir-akhir ini. Rata-rata kami merasa tidak ada yang aneh. Kemudian pak ustad mulai mendeteksi jin pada diri kami dengan memijat jari-jari kaki. Dengan disaksikan seluruh keluarga masing-masing kami diterapi mulai saya, istri hingga ibu mertua. Hasilnya istri saya dan ibu mertua saya bereaksi sebagaimana orang kesurupan kemudian pak ustad memerintahkan jin dalam tubuh mereka untuk pergi. Kemudian pak ustad memberikan wejangan untuk menghadapi gangguan jin kepada kami. Kami pun pulang ke rumah dengan perasaan yang penuh dengan keheranan karena belum pernah mengalami hal seperti tersebut.

Hari-hari terus berjalan, tetapi putri kedua kami masih selalu ketakutan. Kejadiannya selalu berawal pada saat ashar (sore hari), putri kami mulai menangis ketakutan. Hingga sering kami menginap di rumah orang tua kami untuk mengganti suasana. Pada suatu hari saya coba tanyakan kepada putri kami apa yang telah dirasakan atau dilihatnya sehingga menangis ketakutan. Dia menunjuk kepada sudut rumah kami kalau ada makhluk yang menyeramkan, dengan menekan rasa takut dan penasaran saya mendekati arah yang ditunjuk oleh putrid kami tersebut. Saya coba mengajarkan putri kami mengatasi rasa takutnya dengan memukul ke arah yang ditunjukkan olehnya. Saat saya pukulkan lipatan Koran ke arah yang ditunjukkan putri kami, dia mengatatakan :”Abi setannya pindah”, sambil menunjuk ke arah lain. Saya mengajak putri kami untuk memukulkan lipatan Koran ke arah yang baru, alhamdulillah putri kami tidak ketakutan lagi. Bahkan jika dia melihat sesuatu lagi dia selalu berinisiatif mengejarnya dengan benda-benda yang bisa digunakan untuk memukul. Sejak itu putri kami tidak pernah lagi menangis di malam hari dan bahkan berani lagi bermain di luar rumah pada malam hari.

Hari berganti tetapi tidak lebih dari sebulan saat saya pulang kantor ditelpon oleh ayah mertua, kalau ibu mertua sakit dan memanggil-manggil saya. Segera saya mendatangi rumah mertua kami yang tidak jauh dari tempat tinggal kami. Saya dapati ibu mertua sedang dalam kondisi kesurupan kemudian saya berinisiatif membacakan ayat-ayat al Quran, alhamdulillah ibu mertua saya tersadar dan dapat berkomunikasi dengan kami.

Namun ternyata ibu mertua kami terus mengalami kesurupan hingga lebih kurang 6 (enam) bulan, dan berobat kepada ustad rukyah di Jakarta. Dari penjelasan pak ustad bahwa penyakit yang dialami oleh ibu mertua termasuk gejala serangan sihir dan bukan gangguan jin, dan kami dipesankan agar bersabar menghadapinya. Akhirnya ibu mertua berobat ke daerah asalnya yaitu di Sumedang, alhamdulillah ada kemajuan meskipun kadang-kadang masih kesurupan.

Tidak lama sejak ibu mertua kami sembuh, istri saya mengalami sulit tidur bahkan sampai beberapa hari tidak merasakan tidur yang nyenyak sama sekali. Saya coba memijat jari kakinya, ternyata istri saya langsung bereaksi seperti kesurupan, inilah awal mula ujian ini datang. (bersambung.......)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar